Translate

SELAYANG PANDANG KKI







Kamis, 28 Maret 2019

KABAR KAKATUA Seri Ke 2



Awas Penyakit Mematikan

Pada Burung Paruh Bengkok

Psittacine Beak and Feather Disease (PBFD) atau penyakit bulu dan paruh pada burung paruh bengkok. PBFD sendiri adalah penyakit yang hanya khusus menjangkiti burung paruh bengkok yang disebabkan oleh virus. 

     Satu ekor burung nuri bayan di Pusat Rehabilitasi Satwa (PRS) Kembali Bebas Masihulan ditemukan mati hari Senin, 18 Maret 2019 oleh seorang keeper atau perawat satwa. Saat ditemukan kondisi burung terlihat sangat memprihatinkan. Hampir seluruh bulunya rontok dan sehari sebelum kejadian, terlihat nafsu makannya telah berkurang dan sangat murung.

“Burung seng mau makan, mungkin dia sudah terlalu sakit itu,” ujar Tidores Sapulette keeper di PRS yang menemukan burung mati sekitar pukul 07.05 WIT. Diduga burung ini mengidap penyakit Psittacine Beak and Feather Disease (PBFD) atau penyakit bulu dan paruh pada burung paruh bengkok.
        Penyakit ini akan merontokkan seluruh bulunya dan atau paruhnya akan rusak, sehingga burung ini sulit untuk makan makan dan antibodinya terus melemah. Penyakit ini merupakan penyakit menular. Akan tetapi diperlukan tes lebih lanjut untuk memastikan bahwa burung tersebut memang benar terinfeksi PBFD.
PBFD sendiri adalah penyakit yang hanya khusus menjangkiti burung paruh bengkok yang disebabkan oleh virus. Sampai hari ini, belum ada obat untuk menyembuhkan penyakit PBFD. Melihat gejala yang terjadi pada nuri bayan ini, pihak Perkumpulan Konservasi Kakatua Indonesia (KKI) sebagai pengelola PRS Kembali Bebas Masihulan, segera memutuskan untuk memindahkan burung tersebut dari kandang karantina ke kandang isolasi sekitar 3 bulan yang lalu.
Setelah kejadian matinya burung tersebut, pihak KKI juga melakukan tindakan untuk sterilisasi semua kandang. Dimulai dengan penyemprotan cairan disinfektan, agar virus tidak menyebar ke burung lainnya.
        Perlunya penanganan khusus untuk penyakit ini sangatlah penting, mengingat penyakit ini hanya diderita oleh burung paruh bengkok. Penelitian untuk mendapatkan obat yang mampu mengatasi atau melemahkan virus tersebut sangatlah diperlukan. untuk itulah, kita hanya dapat menunggu adanya penelitian yang dapat memberikan solusi untuk mengatasi penyakit tersebut.




Informasi lebih lanjut dapat menghubungi: Perkumpulan Konservasi Kakatua Indonesia

KABAR KAKATUA Seri Ke 1



BURUNG KAKATUA KIDAL

Kakatua adalah burung yang memiliki paruh bengkok, terkenal cerdas dan memiliki mimik wajah. Kakatua disukai oleh banyak orang karena kecantikannya dan kepintarannya dalam menirukan kata-kata. Kakatua akan mengekspresikan perasaanya baik melalui mimik wajah ataupun jambulnya.  

Tapi tahukah anda bahwa kakatua itu kidal?


      Burung kakatua adalah pemakan biji-bijian, mereka akan makan dengan menggunakan kaki kirinya. Dengan bentuk kaki yang zygodactyle atau bentuk dua jari kaki kedepan dan dua jari kebelakang, membuat kakatua dapat mencengkram batang tenggerannya. Sehingga, kakatua harus makan dengan kaki kirinya, sementara kaki kanannya akan menjadi tumpuan untuk bertengger. Belum banyak orang yang menyadari kalau kakatua akan memakan makanannya dengan kaki kiri, perilaku ini menambah keunikan dari burung kakatua.
      Berdasarkan data KKI, yang telah melakukan penelitian tentang beberapa kakatua yang ada di Indonesia sejak 2007, menyatakan bahwa kebanyakan kakatua yang ditemukan hidup liar di alam bebas dan di Pusat Rehabilitasi memang memakan dengan kaki kirinya. Hal tersebut dikarenakan, kakatua yang lebih banyak hidup di top kanopi, sehingga perlu cengkraman kaki yang kuat agar tidak jatuh. Untuk itu, kakatua lebih banyak menggunakan kaki kirinya untuk memegang makanan.
       Terdapat 7 Kakatua di Indonesia, yaitu: Kakatua Raja yang ada di Papua dan Kep. Aru, Kakatua Putih hanya ada di Maluku Utara, Kakatua Seram hanya ada di Maluku, Kakatua Koki yang ada di Papua dan Kep. Aru, Kakatua Kecil Jambul Kuning tersebar di Sulawesi, Nusa Tengga dan Timor Leste, Kakatua Rawa di Papua, dan Kakatua Tanimbar yang hanya ada di Pulau Tanimbar. Semua kakatua ini sudah dilindungi oleh Undang-undang.
    Karena keunikannya itulah, kakatua banyak diburu untuk diperdagangkan menjadi hewan peliharaan. Saat ini, keberadaan kakatua sudah terancam punah. Hal tersebut dikarenakan oleh habitat yang terus mengalami kerusakan dan penangkapan untuk diperjualbelikan. Untuk itulah mari jaga bersama keberadaan mereka di alamnya, agar tidak punah. Sehingga anak cucu kita dapat melihat tikah polah mereka di alam.  

Apabila anda menemukan kakatua memakan dengan kaki kanan, harap hubungi kami.
Perkumpulan Konservasi Kakatua Indonesia
animasi-bergerak-burung-kakatua-0112