Translate

SELAYANG PANDANG KKI







Senin, 20 November 2023

BENARKAH KAKATUA MALUKU DI PULAU AMBON MASIH ADA ATAU HANYA TINGGAL CERITA ?

  Oleh Fauziyah Maisarah

Kakatua maluku Cacatua Moluccensis (doc. Dudi Nandika)

Kakatua maluku, Cacatua moluccensis, yang juga dikenal sebagai  Kakatua Seram, merupakan salah satu kakatua yang terancam punah yaitu dengan status “Rentan” berdasarkan buku data list merah IUCN. di Indonesia. Kakatua maluku (Cacatua moluccensis) merupakan satwa endemik Maluku Selatan dan mempunyai risiko kepunahan lebih tinggi dibandingkan dengan jenis lain yang mempunyai wilayah sebaran lebih luas. Perburuan dan penyelundupan ilegal merupakan ancaman utama bagi spesies iconic ini. Tidak ada catatan terbaru mengenai populasi jenis ini di Saparua, Haruku, Nusa laut dan Buano. populasinya mungkin hanya bertahan di satu wilayah di Ambon, hanya menyisakan hampir seluruh populasi di Seram, yang dulunya melimpah, namun kini mengalami penurunan secara cepat, termasuk sekitar 20-40% penurunannya di satu wilayah selama tahun 1990an.

Berdasarkan studi terkini populasi di Pulau Ambon yang laksanakan oleh Konservasi Kakatua Indonesia (KKI) bekerja sama dengan Biologi Universitas Pattimura, mencatat hasil bahwa kakatua hanya ditemukan pada hutan Negeri Halong dengan frekuensi relatif yang sangat rendah yaitu hanya 2,61% dan 3,4% di hutan Negeri Soya. Studi ini dilakukan dengan berfokus pada kawasan hutan lindung tepatnya di Gunung Salahutu (di Hutan Petuanan Desa Halong dan Hutan Petuanan Desa Soya)  dan Gunung Sirimau (diwakili oleh transek pengamatan Desa Waai). Populasinya hanya tersisa tidak lebih dari sembilan ekor dengan kepadatan 1,17 ekor/km2. Perburuan jenis ini masih terjadi seperti di informasikan oleh seorang petani dari desa Halong yang telah mengambil 2 ekor anak burung kakatua yang berada di sarang pohon durian yang tumbang akibat hujan dan angin kencang pada bulan Februari 2022.

Ancaman yang di hadapi burung kakatua di Maluku yaitu perburuan untuk di perdagangkan, di konsumsi, sebagai syarat dalam upacara adat serta akibat perubahan dan penyusutan hutan

Selain perburuan, alih fungsi lahan juga membuat habitat kakatua di Pulau Ambon semakin berkurang. Kondisi hutan di lokasi pengamatan merupakan hutan pegunungan bawah, sebagian besar telah beralih fungsi menjadi kebun cengkeh, pala, durian, dan palawija (singkong, jagung, kacang panjang, nanas, keladi, dan kacang tanah). Hanya sedikit yang tersisa tanaman hutan asli dan tersebar.

Konservasi Kakatua Indonesia (KKI) dan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pattimura melakukan kampanye untuk mengurangi kebiasaan berburu burung, terutama burung nuri dan kakatua dengan cara memberikan kesadaran konservasi untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat setempat agar dapat melestarikan burung kebanggaan mereka.

   Kampanye pelestarian kakatua melalui penyebaran media poster, pemasangan bilboard imbauan
 dan pengamatan burung di alam

Kampanye interaktif berbasis masyarakat dilakukan dengan mendorong partisipasi aktif para pemangku kepentingan lokal seperti pemerintah desa, pemangku adat, dan pemuka agama menjadi target kunci yang dapat membantu meberikan pemahaman konservasi untuk menjaga kelestarian satwa liar khususnya kakatua. Elemen-elemen masyarakat yang memiliki akses dansecara rutin melakukan kegiatan ke hutan seperti petani, penebang kayu, penyadap nira aren, masyarakat adat, dan staf desa setempat adalah target utama kampanye pelestarian kakatua.

Kampanye pelestarian kakatua maluku ini tidak hanya dilakukan secara langsung kepada masyarakat, namun juga dengan menyiapkan beberapa media kampanye seperti poster, stiker, spanduk, dan tiga buah baliho yang ditempatkan di jalur masuk hutan di Negeri Adat Soya, Negeri Taeno, dan Negeri Halong.

Sebagai aset Pulau Ambon, burung nuri dan kakatua tidak hanya menjadi kekayaan identitas tetapi memiliki fungsi lain di habitatnya. Burung nuri dan kakatua juga berfungsi sebagai zoochory (penyebar biji) dan polinator (membantu penyerbukan bunga). Keberadaan burung nuri dan kakatua juga menjadi sumber pengetahuan dan dapat memberikan dampak yang menguntungkan bagi masyarakat setempat melalui program ekowisata.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

animasi-bergerak-burung-kakatua-0112