Translate

SELAYANG PANDANG KKI







Rabu, 21 Agustus 2013

KAKATUA LANGKA ABBOTTI DAN KEPULAUAN MASALEMBU



RESENSI BUKU

Buku Kakatua Langka Abbotti dan Kepulauan Masalembu

Penulis: Dudi Nandika, Dwi Agustina, Stewart Metz, MD., dan Bonnie Zimmermann
Penyunting: Dewi M. Prawiradilaga, PhD.
Diterbitkan oleh: Konservasi Kakatua Indonesia – The Indonesian Parrot Project
Tahun terbit: 2013
Kota terbit: Bekasi
Jumlah halaman: vi + 192 halaman; 14 x 20 cm
Jenis cover: Soft cover
Teks: Bahasa Indonesia
Kategori: Ilmiah Populer  (scientific populer)
ISBN: 978-602-14110-0-1
Harga: Rp. 90.000,00


Butir-butir Pokok Bacaan

1.       Kepulauan Masalembu

Apa yang ada dalam benak anda ketika mendengar nama Kepulauan Masalembu atau Solombo atau Solombo Besar? Apakah Pulau angker tempat kejadian tenggelamnya kapal Tampomas pada awal tahun 80an? Atau bahkan ada beberapa orang menganggap sebagai lokasi segitiga bermudanya Indonesia? Tunggu sebentar!
Semua akan terbukti setelah anda menapakkan kaki di Kepulauan ini dan anggapan itu pun akan sirna. Tidak seperti tempat lain, Kepulauan Masalembu memiliki aura yang berbeda, keramahan penduduk, alam laut yang mempesona dan semilir angin pantai akan menyambut kedatangan anda dikepulauan ini. Kepulauan ini memang terletak ditengah laut Jawa, antara pulau Jawa, Kalimantan dan Sulawesi, yang memang terkenal dengan besarnya gelombang dan arus lautnya. Tapi karena letaknya yang unik itulah dan berada ditengah atau ‘jantungnya’ Indonesia, menjadikan kepulauan ini memiliki jumlah ikan yang berlimpah dan juga menyimpan keunikan yang belum banyak diketahui orang. Kepulauan ini terdiri atas empat gugusan pulau, yaitu: Masalembu, Kramian, Masakambing dan Kambing dan sebagian besar penduduknya berasal dari suku Bugis dan Madura.

2.      Cacatua sulphurea di Indonesia

Cacatua sulphurea memiliki warna dominan putih dengan jambul berwarna kuning, jantannya memiliki iris mata hitam dan betina dengan iris mata berwarna merah kecoklatan. Biasanya Kakatua makan diatas pohon dan akan memetik pakan dengan paruhnya lalu memegangnya dengan kaki kirinya. Jenis pakannya adalah biji-bijian, buah, bunga dan juga pucuk daun. Yang menarik Kakatua dapat melubangi buah Kelapa yang keras hanya dalam waktu kurang dari 2 menit, untuk mengambil daging buah dan airnya. Kakatua hidup berkelompok, dengan satu pasangan atau ‘monogami’, dan sangat berisik dengan suara paraunya “kak-kak-kak”.

Cacatua sulphurea memiliki empat anak jenis, yaitu:
a.      Cacatua sulphurea sulphurea (Gmelin, 1788), yang hanya tersebar di Sulawesi dengan warna kuning terang dan mencolok di bagian jambul dan pipinya
b.      Cacatua sulphurea citrinocristata (Fraser, 1844),  yang hanya dapat dijumpai di Pulau Sumba dan warna jingga yang membedakan dibagian jambulnya
c.      Cacatua sulphurea parvula (Bonaparte, 1850), dengan sebaran yang agak luas, yaitu di Nusa Penida (Bali), NTB, NTT dan juga Negara Timor Leste. Warna kuningnya  lebih pucat dibandingkan dengan anak jenis lainnya.
d.      Cacatua sulphurea abbotti (Oberholser, 1917), yang hanya ada di Masakambing, Kepulauan Masalembu, dengan ukuran tubuh yang lebih besar, dan warna kuning di pipi yang nyaris tidak tampak dan sangat samar.

3.      Ketidaksesuaian Garis Wallacea Pada Wilayah Sebaran Cacatua sulphurea abbotti

Keberadaan Kakatua-kecil Jambul-kuning Cacatua sulphurea abbotti, sebagai salah satu satwa yang sangat langka, endemik dan diambang kepunahan, tidak hanya secara Nasional tapi juga secara Internasional dan yang unik adalah wilayah sebarannya di sebelah barat Indonesia. Padahal kita ketahui bahwa burung Kakatua merupakan satwa yang penyebarannya secara bio-geografi lebih banyak diwilayah tengah dan timur Indonesia. Fakta unik inilah yang akan banyak dibahas dan digali didalam buku ini, baik itu mengenai teka-teki keberadaan Kakatua di Kepulauan Masalembu, studi yang dilakukan Abbott menjadi sebuah tantangan untuk mempelajari Garis Wallacea, hingga bukti-bukti dari peninggalan purbakala yang menyarankan bahwa Garis Wallacea memerlukan pemeriksaan ulang. Bukti jelas tersebut, dapat dilihat pada pahatan relief mirip Kakatua di Candi Prambanan dan di Keraton Kasepuhan, Cirebon.

4.      Ekologi Cacatua sulphurea abbotti (Populasi)

Penulis adalah praktisi langsung dilapangan yang melakukan penelitian dan riset tentang ekologi Kakatua Masakambing selama 5 tahun terakhir (2008 – 2013). Dan dalam kurun waktu tersebut, jumlah populasi Kakatua Abbotti telah naik sebanyak 70%. Kenaikan populasi ini berkat ridho dari Allah SWT dan dukungan yang sangat kuat dari penduduk di Masakambing, Kep. Masalembu serta dukungan dari pihak Pemerintah lokal di Desa Masakambing dan Kec. Masalembu. Selama tahun 2000 sampai awal 2012, tidak ada yang melakukan penelitian sejenis selain penulis dilokasi tersebut. Sehingga penulis paham tentang kondisi lingkungan dan kehidupan Kakatua disana, baik itu jumlah populasi dan distribusinya, jenis pohon yang dimanfaatkan Kakatua baik untuk pakan, sarang, dan pemakaian spasial kanopi, juga tentang perilaku harian dan masa perkembangbiakkannya, dan juga ancaman yang dapat mengganggu jumlah populasinya. Bagaimana penulis dapat menaikkan populasi menjadi 70%? Selanjutnya dibahas dalam buku kecil yang bersampul jingga ini.

5.      Upaya Konservasi dan Penegakan Hukum

Keberhasilan suatu program, adalah hasil kerja keras yang intensif dan berkelanjutan dari sebuah proses yang cukup lama, dan telah melalui berbagai macam tahapan serta rintangan. Melalui buku tentang ‘Kakatua Langka Abbotti dan Kepulauan Masalembu’ inilah, kami mempersembahkannya untuk seluruh penduduk Kep. Masalembu dan pembaca umumnya, kami ingin memberikan sebuah pengalaman maupun pengetahuan tentang upaya konservasi yang telah dilakukan dan sedang berjalan. Persembahan ini diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi kita semua untuk mempelajari tidak hanya status populasi dan ekologi, tapi juga upaya penyadartahuan kepada masyarakat, pendidikan usia dini, penegakkan hukum dan juga pemberdayaan masyarakat yang dapat mendukung upaya konservasi tersebut.

6.      Keanekaragaman Hayati Kepulauan Masalembu (Flora dan Fauna)

Buku ini merupakan karya tulis ilmiah populer hasil riset dan penelitian mendalam (dari tahun 2008 sampai 2013), untuk menggali potensi kelautan, keanekaragaman flora (mangrove dan tumbuhan lainnya) serta keanekaragaman fauna (insekta, reptil, mamalia dan burung) di Kepulauan Masalembu yang selama ini masih terpendam. Maka, diharapkan mampu menjadi gambaran, sumber informasi penting, dan sumber rujukan mengenai Sumber Daya Alam di Kepulauan tersebut. Selain itu juga, penulis mengajak kepada seluruh elemen masyarakat untuk bersama - sama menjaga dan melestarikan kekayaan alam Kepulauan Masalembu.


Buku ini merupakan buku ilmiah populer pertama yang memfokuskan pada salah satu anak jenis Kakatua terlangka di dunia yang merupakan anak jenis endemik dangan sebaran populasi yang sangat terbatas dan mengungkap keanekaragaman hayati di Kepulauan Masalembu. Untuk itu, diharapkan buku ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang Biologi, Ornithologi, Bio-geograpi, Konservasi dan Pariwisata.

Buku ini memiliki 192 halaman full colour dengan berbagai foto, grafik dan peta sebagai pendukung deskripsi setiap paparan buku. Pembaca tidak akan disuguhi tulisan ilmiah yang monoton tapi juga akan dimanjakan dengan foto-foto terbaik, sehingga paparan buku akan lebih mudah dimengerti dan menarik. Buku ini tidak hanya menawarkan pengetahuan baru tapi juga menawarkan sisi lain Kepulauan Indonesia yang eksotis dan layak menjadi referensi tempat ekowisata baru, bagi anda para bird watcher dan adventure sejati.

Karena berisi banyak informasi menarik, tak salah jika buku ini juga dapat disebut sebagai “Bunga Rampai dari Kepulauan Masalembu”. Tapi dari 74 jenis burung yang telah ditemukan, ada beberapa spesies yang tidak didapatkan fotonya sehingga hanya tersaji dalam bentuk list saja. Begitu pula dengan 2 jenis mangrove yang tidak didapatkan fotonya hanya ditampilkan deskripsinya saja dan juga jenis ular yang belum dapat diidentifikasi. Catatan lain tentang buku ini ialah, terkesan sebagai bentuk ambisi dan egoisme penulis terhadap isi yang terkandung dalam buku tersebut.



Bagi yang berminat segera hubungi

Dudi nandika/ Dwi Agustina
Hp: 081315804354 / 08159479609
Biaya dapat di transfer melalui Rekening BNI
Atas Nama: Perkumpulan Konservasi Kakatua Indonesia
No. Rekening: 0126050969
Harga belum termasuk ongkos kirim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

animasi-bergerak-burung-kakatua-0112