RESENSI BUKU
Buku Kakatua Langka Abbotti dan Kepulauan
Masalembu
Penulis: Dudi Nandika, Dwi Agustina, Stewart Metz,
MD., dan Bonnie Zimmermann
Penyunting: Dewi M. Prawiradilaga, PhD.
Diterbitkan oleh: Konservasi Kakatua Indonesia – The
Indonesian Parrot Project
Tahun terbit: 2013
Kota terbit: Bekasi
Jumlah halaman: vi + 192 halaman; 14 x 20 cm
Jenis cover: Soft cover
Teks:
Bahasa Indonesia
Kategori: Ilmiah Populer (scientific populer)
ISBN:
978-602-14110-0-1
Harga: Rp. 90.000,00
Butir-butir Pokok Bacaan
1.
Kepulauan Masalembu
Apa yang ada dalam benak anda ketika mendengar nama Kepulauan Masalembu
atau Solombo atau Solombo Besar? Apakah Pulau angker tempat kejadian
tenggelamnya kapal Tampomas pada awal tahun 80an? Atau bahkan ada beberapa
orang menganggap sebagai lokasi segitiga bermudanya Indonesia? Tunggu sebentar!
Semua akan terbukti setelah anda menapakkan kaki di Kepulauan ini dan
anggapan itu pun akan sirna. Tidak seperti tempat lain, Kepulauan Masalembu
memiliki aura yang berbeda, keramahan penduduk, alam laut yang mempesona dan
semilir angin pantai akan menyambut kedatangan anda dikepulauan ini. Kepulauan ini
memang terletak ditengah laut Jawa, antara pulau Jawa, Kalimantan dan Sulawesi,
yang memang terkenal dengan besarnya gelombang dan arus lautnya. Tapi karena letaknya
yang unik itulah dan berada ditengah atau ‘jantungnya’ Indonesia, menjadikan
kepulauan ini memiliki jumlah ikan yang berlimpah dan juga menyimpan keunikan
yang belum banyak diketahui orang. Kepulauan ini terdiri atas empat gugusan
pulau, yaitu: Masalembu, Kramian, Masakambing dan Kambing dan sebagian besar
penduduknya berasal dari suku Bugis dan Madura.
2.
Cacatua sulphurea di Indonesia
Cacatua sulphurea memiliki warna
dominan putih dengan jambul berwarna kuning, jantannya memiliki iris mata hitam
dan betina dengan iris mata berwarna merah kecoklatan. Biasanya Kakatua makan
diatas pohon dan akan memetik pakan dengan paruhnya lalu memegangnya dengan
kaki kirinya. Jenis pakannya adalah biji-bijian, buah, bunga dan juga pucuk
daun. Yang menarik Kakatua dapat melubangi buah Kelapa yang keras hanya dalam
waktu kurang dari 2 menit, untuk mengambil daging buah dan airnya. Kakatua
hidup berkelompok, dengan satu pasangan atau ‘monogami’, dan sangat berisik
dengan suara paraunya “kak-kak-kak”.
Cacatua sulphurea memiliki empat anak
jenis, yaitu:
a.
Cacatua sulphurea sulphurea (Gmelin, 1788), yang hanya tersebar di Sulawesi dengan warna
kuning terang dan mencolok di bagian jambul dan pipinya
b.
Cacatua sulphurea citrinocristata (Fraser, 1844), yang hanya
dapat dijumpai di Pulau Sumba dan warna jingga yang membedakan dibagian
jambulnya
c.
Cacatua sulphurea parvula (Bonaparte, 1850), dengan sebaran yang agak luas, yaitu di Nusa
Penida (Bali), NTB, NTT dan juga Negara Timor Leste. Warna kuningnya lebih pucat dibandingkan dengan anak jenis
lainnya.
d.
Cacatua sulphurea abbotti (Oberholser, 1917), yang hanya ada di Masakambing, Kepulauan
Masalembu, dengan ukuran tubuh yang lebih besar, dan warna kuning di pipi yang
nyaris tidak tampak dan sangat samar.
3.
Ketidaksesuaian Garis Wallacea Pada Wilayah Sebaran Cacatua sulphurea abbotti
Keberadaan Kakatua-kecil
Jambul-kuning Cacatua sulphurea abbotti,
sebagai salah satu satwa yang sangat langka, endemik dan diambang kepunahan,
tidak hanya secara Nasional tapi juga secara Internasional dan yang unik adalah
wilayah sebarannya di sebelah barat Indonesia. Padahal kita ketahui bahwa
burung Kakatua merupakan satwa yang penyebarannya secara bio-geografi lebih
banyak diwilayah tengah dan timur Indonesia. Fakta unik inilah yang akan banyak
dibahas dan digali didalam buku ini, baik itu mengenai teka-teki keberadaan
Kakatua di Kepulauan Masalembu, studi yang dilakukan Abbott menjadi sebuah
tantangan untuk mempelajari Garis Wallacea, hingga bukti-bukti dari peninggalan
purbakala yang menyarankan bahwa Garis Wallacea memerlukan pemeriksaan ulang.
Bukti jelas tersebut, dapat dilihat pada pahatan relief mirip Kakatua di Candi
Prambanan dan di Keraton Kasepuhan, Cirebon.
4.
Ekologi Cacatua sulphurea abbotti
(Populasi)
Penulis adalah praktisi langsung dilapangan yang melakukan penelitian dan riset tentang ekologi
Kakatua Masakambing selama 5 tahun terakhir (2008 – 2013). Dan dalam kurun waktu tersebut, jumlah
populasi Kakatua Abbotti telah naik sebanyak 70%. Kenaikan populasi ini berkat ridho dari Allah SWT dan dukungan
yang sangat kuat dari penduduk di Masakambing, Kep. Masalembu serta dukungan
dari pihak Pemerintah lokal di Desa Masakambing dan Kec. Masalembu. Selama tahun 2000 sampai awal 2012, tidak ada yang
melakukan penelitian sejenis selain penulis dilokasi tersebut. Sehingga penulis
paham tentang kondisi lingkungan dan kehidupan Kakatua disana, baik itu jumlah populasi dan
distribusinya, jenis pohon yang dimanfaatkan Kakatua baik untuk pakan, sarang,
dan pemakaian spasial kanopi, juga tentang perilaku harian dan masa
perkembangbiakkannya, dan juga ancaman yang dapat mengganggu jumlah populasinya. Bagaimana
penulis dapat menaikkan populasi menjadi 70%? Selanjutnya dibahas dalam buku
kecil yang bersampul jingga ini.
5.
Upaya Konservasi dan Penegakan Hukum
Keberhasilan suatu program, adalah hasil kerja keras yang intensif dan
berkelanjutan dari sebuah proses yang cukup lama, dan telah melalui berbagai
macam tahapan serta rintangan. Melalui buku tentang ‘Kakatua Langka Abbotti dan
Kepulauan Masalembu’ inilah, kami mempersembahkannya untuk seluruh penduduk
Kep. Masalembu dan pembaca umumnya, kami ingin memberikan sebuah pengalaman
maupun pengetahuan tentang upaya konservasi yang telah dilakukan dan sedang berjalan.
Persembahan ini diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi kita semua untuk
mempelajari tidak hanya status populasi dan ekologi, tapi juga upaya
penyadartahuan kepada masyarakat, pendidikan usia dini, penegakkan hukum dan
juga pemberdayaan masyarakat yang dapat mendukung upaya konservasi tersebut.
6.
Keanekaragaman Hayati Kepulauan Masalembu (Flora dan Fauna)
Buku ini merupakan
karya tulis ilmiah populer hasil riset dan penelitian mendalam (dari tahun 2008
sampai 2013), untuk menggali potensi kelautan, keanekaragaman flora (mangrove dan tumbuhan lainnya) serta keanekaragaman
fauna (insekta, reptil, mamalia dan burung) di Kepulauan Masalembu yang selama
ini masih terpendam. Maka, diharapkan mampu menjadi gambaran, sumber informasi penting, dan sumber
rujukan mengenai Sumber Daya Alam di Kepulauan tersebut. Selain itu juga,
penulis mengajak kepada seluruh elemen masyarakat untuk bersama - sama menjaga
dan melestarikan kekayaan
alam Kepulauan Masalembu.
Buku ini merupakan
buku ilmiah populer pertama yang memfokuskan pada salah satu anak jenis Kakatua
terlangka di dunia yang merupakan anak jenis endemik dangan sebaran populasi
yang sangat terbatas dan mengungkap keanekaragaman hayati di Kepulauan
Masalembu. Untuk itu, diharapkan buku ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya
dalam bidang Biologi, Ornithologi, Bio-geograpi, Konservasi dan Pariwisata.
Buku ini memiliki 192 halaman full
colour dengan berbagai foto, grafik dan peta sebagai pendukung deskripsi
setiap paparan buku. Pembaca tidak akan disuguhi tulisan ilmiah yang monoton
tapi juga akan dimanjakan dengan foto-foto terbaik, sehingga paparan buku akan
lebih mudah dimengerti dan menarik. Buku ini tidak hanya menawarkan pengetahuan
baru tapi juga menawarkan sisi lain Kepulauan Indonesia yang eksotis dan layak menjadi
referensi tempat ekowisata baru, bagi anda para bird watcher dan adventure
sejati.
Karena berisi banyak informasi menarik, tak salah jika buku ini juga
dapat disebut sebagai “Bunga Rampai dari Kepulauan Masalembu”. Tapi dari 74
jenis burung yang telah ditemukan, ada beberapa spesies yang tidak didapatkan
fotonya sehingga hanya tersaji dalam bentuk list saja. Begitu pula dengan 2
jenis mangrove yang tidak didapatkan fotonya hanya ditampilkan deskripsinya
saja dan juga jenis ular yang belum dapat diidentifikasi. Catatan lain tentang
buku ini ialah, terkesan sebagai bentuk ambisi dan egoisme penulis terhadap isi
yang terkandung dalam buku tersebut.
Bagi yang berminat segera hubungi
Dudi nandika/ Dwi Agustina
Hp: 081315804354 / 08159479609
Email : kakatua.ina@gmail.com
Biaya dapat di transfer melalui Rekening BNI
Atas Nama: Perkumpulan Konservasi Kakatua Indonesia
No. Rekening: 0126050969
Harga belum termasuk ongkos kirim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar